Askep mobilisasi
A. Pengkajian
1. Usia
Faktor
usia berpengaruh terhadap kemampuan melakukan aktifitas, terkait dengan
kekuatan muskuloskeletal. Hal yang perlu dikaji diantaranya adalah postur tubuh
yang sesuai dengan tahap pekembangan individu.
2. Riwayat
keperawatan
Hal
yang perlu dikaji diantaranya adalah riwayat adanya gangguan pada sistem
muskuloskeletal, ketergantungan terhadap orang lain dalam melakukan aktivitas,
jenis latihan atau olahraga yang sering dilakukan klien dan lain-lain.
3. Pemeriksaan
fisik
a. Pemeriksaan
kekuatan otot
Pemeriksaan kekuatan otot dapat dilakukan dengan
menggunakan pengujian otot secara manual (manual muscle testing MMT).
Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui kemampuan mengontraksikan kelompok
otot secara volunter.
Prosedur pelaksanaan MMT:
Ø Lansia
diposisikan sedemikan rupa sehingga otot mudah berkontraksi sesuai dengan
kekuatannya.
Ø Bagian
tubuh yang dites harus terbebas dari pakaian.
Ø Berikan
penjelasan dan contoh gerakan yang harus dilakukan.
Ø Lansia
mengkontraksikan ototnya dan stabilisasi diberikan pada segmen proksimal.
Ø Selama
terjadi kontraksi, gerakan yang terjadi diobservasi, baik palpasi pada tendon
atau perut otot.
Ø Memberikan
tahanan pada otot yang bergerak dengan luas gerak sendi penuh.
Ø Melakukan
pencatatan hasil MMT.
Kriteria hasil
pemeriksaan MMT:
Normal
(5): mampu bergerak dengan luas gerak sendi penuh, melawan gravitasi dan
melawan tahan maksimal.
Good
(4): mampu bergerak dengan luas gerak sendi penuh melawan gravitasi dan melawan
tahanan sedang (moderat).
Fair
(3): mampu bergerak dengan luas gerak sendi penuh dan melawan gravitasi tanpa
tahanan.
Poor
(2): mampu bergerak dengan luas gerak sendi penuh tanpa melawan gravitasi.
Trace
(1): tidak ada gerakan sendi, tetapi kontraksi otot dapat dipalpasi.
Zero
(0): kontraksi otot tidak terdeteksi dengan palpasi.
b. Pemeriksaan
tonus otot
Tonus
otot adalah ketegangan minimal suatu otot dalam keadaan istirahat. Dapat
diperiksa dengan beberapa cara yaitu dengan palpasi, gerakan pasien dan
vibrasi.
c. Pemeriksaan
luas gerak sendi
Luas
gerak sendi (LGS) merupakan luas gerak sendi yang dapat dilakukan oleh suatu
sendi. Tujuan pemeriksaan LGS adalah untuk mengetahui besarnya LGS suatu sendi
dan membandingkannya dengan LGS sendi yang normal, membantu diagnosis dan
menentukan fungsi sendi.
d. Pengukuran
LGS menggunakan Goniometer:
a)
Posisi awal
posisi anatomi, yaitu tubuh tegak, lengan lurus di samping tubuh, lengan bawah
dan tangan menghadap bawah.
b)
Sendi yang di
ukur harus terbuka.
c)
Berikan
penjelasan dan contoh gerakan.
d) Berikan
gerakan pasif 2 atau 3 kali.
e)
Berikan
stabilisasi pada segmen bagian proksimal.
f)
Tentukan aksis
gerakan baik secara aktif/pasif.
g)
Letakkan tangkai
goniometer yang statik paralel dengan aksis longitudinal.
h)
Pastikan aksis
goniometer tepat pada aksis gerakan sendi.
i)
Baca dan catat
hasil pemeriksaan LGS.
e. Pemeriksaan
postur
Pemeriksaan
postur di lakukan dengan cara inspeksi pada posisi berdiri. Pada posisi
tersebut postur yang baik/normal dapat terlihat dengan jelas. Dari samping,
tampak telinga, akromium, trunk, trokanter mayor, patela bagian posterior dan
maleolus lateralis ada dalam satu garis lurus.
4. Diagnosa
: Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan persepsi sensori
5. Intervensi
diagnosa
|
Tujuan dan Kriteria hasil
|
Intervensi
|
Gangguan mobilitas fisik berhubungan
dengan kerusakan persepsi sensori
|
NOC:
kriteria hasil
a.
Klien Mampu
mandiri total
b.
Klien tidak Membutuhkan
alat bantu
c.
Klien tidak Membutuhkan
bantuan orang lain dan alat
|
NIC:
a.
Ajarkan dan
berikan dorongan pada klien untuk melakukan program latihan secara rutin
b.
Ajarkan teknik
ambulasi dan perpindahan yang aman kepada klien dan keluarga
c.
Ajarkan pada
klien dan keluarga tentang cara pemakaian kursi roda dan cara berpindah dari
kursi roda ke tempat tidur atau sebaliknya
|
6. Implementasi
Diagnosa
|
Implementasi
|
Paraf
|
Gangguan
mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan persepsi sensori
|
d.
Mengajarkan
dan memberikan dorongan pada klien untuk melakukan program latihan secara
rutin
e.
mengajarkan
teknik ambulasi dan perpindahan yang aman kepada klien dan keluarga
a.
mengajarkan
pada klien dan keluarga tentang cara pemakaian kursi roda dan cara berpindah
dari kursi roda ke tempat tidur atau sebaliknya
|
|
Asmadi. 2008. Konsep dan aplikasi kebutuhan
dasar klien. Jakarta : Salemba Medika.
Wilkinson, Judith M. 2007. Buku saku diagnosa
keperawatan dengan intervensi NIC dan kriteria hasil NOC. Jakarta : EGC.
Kushariyadi. 2010. Askep pada Klien Lanjut Usia.
Jakarta: Salemba Medika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar