Selasa, 15 September 2015

diet jantung

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem kardiovaskular merupakan salah satu sistem utama pada tubuh manusia yang berfungsi untuk mempertahankan kualitas dan kuantitas cairan yang ada di dalam tubuh agar tetap homeostatis. Sistem kardiovaskular tersusun atas organ-organ penting, yakni jantung sebagai alat pompa utama, pembuluh darah, dan darah. Apabila sistem kardiovakular sehat, maka organ-organ penyusun sistem berfungsi dengan baik. Namun sebaliknya, jika organ-organ penyusan mengalami keabnormalan dapat menimbulkan berbagai gangguan dan penyakit yang mematikan. Secara umum menurut WHO, penyakit kardiovaskuler/pembuluh jantung merupakan penyebab kematian secara global, setiap tahunnya lebih banyak orang yang meninggal karena penyakit kardiovaskuler dibandingkan dengan penyakit lain. Sekitar 17,3 juta orang diperkirakan meninggal karena penyakit tersebut pada tahun 2008, mewakili 30% dari jumlah angka kematian global. Dari jumlah tersebut, sekitar 7,3 juta orang meninggal karena penyakit jantung koroner dan 6,2 juta orang meninggal karena stroke. Lebih dari 80% angka kematian penyakit kardiovaskuler terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah, dengan proporsi yang hampir sama antara pria maupun wanita. Bahkan diperkirakan jumlah orang yang meninggal karena penyakit kardiovaskuler akan meningkat mencapai 23,3 juta pada tahun 2030. Penyakit Kardiovaskuler disebut-sebut sebagai penyebab utama kematian. Di Indonesia, menurut WHO pada tahun 2011 penyakit jantung adalah penyebab kematian nomor 1. Dengan angka kematian yang terhitung sebesar 243.048 jiwa atau menyumbangkan sekitar 17,05 % dari total kematian. Dengan angka harapan hidup rata-rata di Indonesia adalah 71,1 tahun (68,5 tahun untuk pria dan 73,7 tahun untuk wanita). Masih tingginya angka kejadian penyakit jantung ini, diperlukan suatu mekanisme yang benar dan tepat untuk mencegah atau menanggulanginya yaitu dengan salah satu caranya dalah diet jantung. Dengan dilakukannya suatu program diet jantung sangat diharapkan angka kematian akibat penyakit jantung dapat ditekan. Selain itu, masyarakat juga dapat menerapkan hidup sehat dengan dilakukannya diet jantung. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Apa yang dimaksud dengan diet jantung? 1.2.2 Apa tujuan dari diet jantung? 1.2.3 Apa syarat-syarat diet jantung? 1.2.4 Bagaimana jenis dan indikasi diet jantung? 1.2.5 Bagaimana penatalaksanaan diet jantung? 1.2.6 Apa sumber makanan yang dianjurkan dalam menjalani diet jantung? 1.2.7 Apa sumber makanan yang tidak dianjurkan dalam menjalani diet jantung? 1.2.8 Apa peran perawat dalam diet jantung? 1.3 Tujuan 1.3.1 Mengetahui pengertian diet jantung. 1.3.2 Mengetahui tujuan diet jantung. 1.3.3 Mengetahui syarat-syarat diet jantung. 1.3.4 Mengetahui jenis dan indikasi diet jantung. 1.3.5 Mengetahui penatalaksanaan diet jantung. 1.3.6 Mengetahui sumber makanan yang dianjurkan dalam henti jantung. 1.3.7 Mengetahui sumber makanan yang tidak dianjurkan dalam diet jantung. 1.3.8 Mengetahui peran perawat dalam diet jantung. BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Definisi Diet Jantung Penyakit jantung sebagai mana telah dijelaskan sebelumnya adalah penyakit dimana jantung secara berangsur-angsur kehilangan kemampuan untuk melakukan fungsinya secara normal sehingga menghambat proses transportasi jantung yang kemudian akibatnya sangat fatal bagi manusia seperti, menyebabkan sesak nafas, rasa lelah serta sakit pada jantung. Dalam keadaan ini untuk meminimalisir keadaan yang memberatkan pada jantung maka ada dua alternatif penanganan yaitu modifikasi diet dan pemberian obat-obatan. Terfokus pada modifikasi diet, pada penderita penyakit jantung dapat dilakukan diet jantung. Diet jantung (diet pada penderita penyakit jantung) adalah pengaturan pola makan khusus terhadap penderita penyakit jantung baik kuantitas maupun jenis makanan. Diet jantung terdiri atas dua jenis yaitu: a. diet disipidemia tahap I, mengandung kolesterol dan lemak jenuh tinggi; b. diet pisipidemia tahap II, mengandung kolesterol dan lemak jenuh lebih rendah. Dengan catatan apabila penderita ternyata sudah sesuai dengan diet tahap I, maka langsung diberikan diet tahap II dan bila tidak maka diet dimulai lagi dari tahap I. 2.2 Tujuan Diet Jantung Tujuan diet jantung (diet pada penderita penyakit jantung) adalah: a. memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan pekerjaan jantung; b. menurunkan berat badan penderita bila si penderita mengalami obesitas; c. mencegah dan menghilangkan penimbunan garam dan air; d. menurunkan kadar kolesterol dibawah 130 mg/dl dan kadar kolesterol total sebesar 200 mg/dl. 2.3. Syarat Diet Jantung a. Energi cukup, untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal. b. Protein cukup yaitu 0,8 g/kg BB. c. Lemak sedang, yaitu 25-30% dari kebutuhan energi total, 10% berasal dari lemak jenuh, dan 10-15%lemak tidak jenuh. d. Kolesterol rendah, terutama jika disertai dengan dislipidemia. e. Vitamin dan mineral cukup. Hindari penggunaan suplemen kalium, kalsium, dan magnesium jika tidakdibutuhkan. f. Garam rendah, 2-3 g/hari, jika disertai hipertensi atau edema. g. Makanan mudah cerna dan tidak menimbulkan gas.8. Serat cukup untuk menghindari konstipasi. h. Cairan cukup, ± 2 liter/hari sesuai dengan kebutuhan. i. Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan penyakit, diberikan dalam porsi kecil. j. Bila kebutuhan gizi tidak dapat dipenuhi melalui makanan dapat diberikan tambahan berupamakanan enteral, parenteral, atau suplement gizi. 2.4 Jenis Diet Jantung dan Indikasi Pemberian 1. Diet jantung I Diberikan kepada pasien dengan infark miokard akut (IMA) atau gagal jantung kongestif berat dengan gejala dan tanda: nyeri dada, mual dan muntah, adanya perangsangan sistem saraf pusat, dan diikuti oleh pembengkakan hati, edema periphenal, penurunan cardiac output, dan output urine menurun. Diberikan makanan berupa 1-1,5 liter cairan sehari selama 1-2 hari pertama bila pasien dapat menerimanya. Diet ini sangat rendah energi dan semua zat gizi, sehingga sebaiknya diberikan selama 1-3 hari. 2. Diet jantung II Diberikan secara berangsur dalam bentuk makanan lunak atau saring setelah fase akut IMA teratasi. Menurut beratnya hipertensi atau edema yang menyertai penyakit, makanan diberikan sebagai diet jantung II rendah garam. Diet ini rendah energim protein, kalsium, dan thiamin. 3. Diet jantung III Diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet jantung II atau kepada pasien penyakit jantung yang tidak terlalu berat seperti rasa sakit pada bagian dada, adanya masalah pencernaan, adanya gejala flu, serta nafas pendek. Makanan diberikan dalam bentuk makanan mudah cerna bentuk lunak. Jika disertai hipertensi atau edema yang menyertai penyakit, diberikan sebagai diet jantung III rendah garam. Diet ini rendah energi dan kalsium, tetapi cukup zat gizi lain. 4. Diet jantung IV Diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet jantung III atau kepada pasien penyakit jantung ringan dengan gejala nyeri di bagian dada, sesak nafas, jantung berderbar kencang, pingsan atau terasa mau pingsan. Diberikan dalam bentuk makanan biasa. Jika disertai hipertensi atau edema yang menyertai penyakit, makanan diberikan sebagai diet jantung IV rendah garam. Diet ini cukup energi dan gizi lain, kecuali kalsium. 2.5 Penatalaksanaan Diet Jantung Dalam keadaan menderita penyakit jantung dimana keadaan jantung mengalami kehilangan kemampuannya untuk melakukan fungsinya, pada awal penyakit jantung masih mampu mengkompensasi ketidak efisienan fungsinya, namun dalam keadaan tidak terkonpensasi maka fungsi jantung akan melemah, yang akibatnya berkurang pula aliran darah dan berakibat juga terhadap ginjal, hati, otak, serta tekanan darah sehingga selain obat – obatan, diet jantung mutlak diperlukan. Dalam permulaan pelaksanaan diet jantung ada beberapa tatalaksana serta syarat yang perlu diperhatikan antara lain: a. Gizi seimbang Diet terapeutik apapun harus memadai dalam keseimbangan zat-zat gizi/diet seimbang sesuai dengan nilai kecukupan yang dianjurkan. Pada pelaksanaannya harus terdiri dari bermacam-macam makanan dari semua kelompok makanan dengan mengacu pada slogan “4 sehat 5 sempurna”. b. Lemak total Lemak total pada Diet sebaiknya < 30% kalori total. Pengurangan lemak total mempermudah pengurangan lemak jenuh dan mungkin membantu penurunan berat badan pada pasien dengan obesitas. Asupan lemak total saat ini di Amerika Serikat rata-rata adalah 36-37% dari seluruh kalori, sedangkan di Indonesia rata-rata hanya 18% dari seluruh kalori. Pada ekonomi golongan menengah dan atas di Indonesia asupan lemak kira-kira 35 % dari total kalori. Oleh karena itu, asupan lemak harus dikurangi sekitar seperlimanya untuk mencapai sasaran tersebut di atas. c. Lemak jenuh Lemak jenuh terdiri dari 3 asam lemak utama yang dapat meningkatkan kolesterol, yang mempunyai panjang rantai karbon 12 (asam laurat), 14 (asam miristat) dan 16 (asam palmitat). Makanan yang kaya ketiga asam lemak jenuh ini adalah target utama yang harus dikurangi. Efek dominan lemak jenuh adalah meningkatkan kadar kolesterol. Untuk Indonesia, termasuk di antaranya adalah lemak mentega (terdapat pada mentega, susu, krim, es krim dan keju) dan lemak sapi, babi, kambing dan unggas. Sisanya adalah dari produk nabati. Hidrogenasi (penambahan atom hidrogen) adalah suatu proses mengubah minyak nabati menjadi lemak yang lebih padat, mengubah asam lemak tak jenuh menjadi asam lemak trans. Pasien dengan kadar kolesterol yang tinggi sebaiknya membatasi asupan makanan yang tinggi asam lemak trans, misalnya shortening yang dihidrogenasi, beberapa jenis margarin, dan makanan yang mengandung lemak ini. Namun demikian, margarin lunak atau cair umumnya mempunyai kandungan asam lemak trans yang lebih rendah dibanding jenis yang padat, bahkan margarin mempunyai potensi yang lebih rendah untuk meningkatkan kolesterol dibanding mentega. Margarin lunak masih menjadi pilihan yang lebih baik untuk olesan dan memasak dibanding mentega. Konsumsi santan yang kental juga harus dihindari. d. Lemak tidak jenuh rantai tunggal Pada kedua tahap diet terapeutik, lemak tak jenuh rantai tunggal, terutama asam oleat, dapat mencapai 15% kalori total. Asam oleat adalah asam lemak utama yang terdapat pada kacang tanah, minyak zaitun, minyak canofa. Selama bertahun-tahun, asam oleat dianggap netral terhadap kolesterol total, tidak meningkatkan maupun menurunkan kadar kolesterol. Narnun demikian bukti terbaru menunjukkan bahwa asam oleat dapat menyebabkan penurunan kadar kolesterol hampir sebesar asam linoleat yang tidak jenuh dan berantai ganda jika salah satunya menggantikan lemak jenuh dalam diet. e. Lemak tidak jenuh rantai ganda Ada dua kelompok utama lemak tak jenuh rantai ganda, yang biasa disebut asam lemak omega-6 dan omega-3. Asam lemak omega-6 utama adalah asam linoleat. Substitusi lemak jenuh tinggi dengan makanan kaya asam linoleat menghasilkan penurunan kadar kolesterol. Beberapa minyak nabati kaya akan asam linoleat, misalnya minyak kedelai, minyak jagung, minyak safflower dan biji bunga matahari. Minyak ini, sebagaimana yang tinggi asam lemak tak jenuh tunggal, mempunyai densitas kalori yang tinggi sehingga dapat menaikkan asupan kalori dan menaikkan berat badan. lkan dan kerang adalah sumber utama asam lemak omega-3. Asam lemak utama pada kelompok ini adalah asam eikosapentaenoat (EPA) dan asam dokosaheksaenoat (DHA). Keduanya mempunyai efek yang kecil terhadap kadar kolesterol pada pasien dengan kadar trigliserida normal. Beberapa data epidemiologis menunjukkan bahwa konsumsi ikan jenis apa pun, yang mengandung asam lemak omega-3, berhubungan dengan penurunan resiko, belum jelas apakah hubungan nyata ini disebabkan oleh lemak ikan itu sendiri atau faktor lain. Karena mengandung lemak jenuh yang rendah, ikan baik sebagai sumber protein dalam diet. f. Kolesterol Konsumsi kolesterol yang tinggi menyebabkan hiperkolesterolemia dan aterosklerosis pada sejumlah besar hewan penelitian, termasuk primata bukan manusia. Meskipun asupan tinggi kolesterol pada manusia tidak selalu menyebabkan peningkatan secara nyata kadar kolesterol serum seperti pada kelinci dan beberapa primata, studi epidemiologis menunjukkan bahwa peningkatan asupan kolesterol meningkatkan rata-rata kadar kolesterol serum pada suatu populasi. g. Protein Asupan protein pada Diet adalah 15% dari kalori total. Pada beberapa hewan penelitian, protein nabati (contohnya protein kedelai) menurunkan kadar kolesterol dibandingkan dengan protein hewan; efek ini tidak ditemukan pada manusia dengan jumlah asupan protein yang biasa. h. Karbohidrat Karbohidrat sebaiknya merupakan penyumbang > 55% dari jumlah kalori total pada Diet dan sebaiknya berupa karbohidrat kompleks. i. Serat Serat makanan adalah polimer karbohidrat yang tak dapat dicerna. Satu jenis serat dapat larut dalam air; jenis ini menambah massa feces (tinja) dan membantu menormalkan fungsi kolon. Serat makanan yang tidak larut misalnya bekatul tidak menurunkan kadar kolesterol serum, meskipun memberikan manfaat yang lain bagi kesehatan. Serat yang larut dalam air, misalnya pektin, beberapa jenis gum, dan psyllium seed husks, mempunyai potensi menurunkan kolesterol. Asupan serat dalam menu sehari-hari sebaiknya 20-30g/hari untuk orang dewasa. Rekomendasi ini dibuat terutama untuk mencapai fungsi gastro-intestinal yang normal dan mungkin memberikan manfaat yang lain bagi kesehatan. Sekitar 25% (6 g) sebaiknya berupa serat yang dapat larut. Bahan makanan yang mengandung banyak pektin adalah apel, kesemek dll. Perbanyak konsumsi sayuran dan buah- buahan. j. Garam, Vitamin, dan Mineral Penyakit jantung juga berhubungan dengan tekanan darah yang kemudian berhubungan dengan asupan natrium. Banyak bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa pembatasan asupan garam dapur (natrium klorida) akan menurunkan rata-rata tekanan darah. Konsumsi garam rata-rata di Amerika Serikat adalah 8-12 g/hari, di Indonesia diperkirakan 11-15 g/hari meskipun asupannya sangat bervariasi. Asupan ini jauh lebih besar dibanding kebutuhan natrium bagi kesehatan, yaitu sebesar 500 mg/hari. Vitamin dan mineral yang cukup serta hindari suplemen kalium, kalsium, dan magnesium bila diperlukan. Sesuai dengan pengertian serta tujuan diet yaitu mengatur pola makan untuk jantung serta lakukan olahraga ringan. 2.6 Sumber Makanan yang Dianjurkan a. Buah-buahan: semua buah-buahan segar, seperti : pisang, papaya, jeruk, apel, melon,semangka dan sawo. b. Bumbu: semua bumbu selain bumbu tajam dalam jumlah terbatas. c. Sumber karbohidrat : beras ditim atau disaring; roti, mi, macaroni, biskuit, tepung beras/terigu/sagu aren/sagu ambon, kentang, gula pasir, gula merah,madu dan sirup. d. Lemak : minyak jagung, minyak kedelai, margarine, mentega dalam jumlahterbatas dan tidak untuk menggoreng tetapi untuk menumis; kelapaatau santan encer dalam jumlah terbatas. e. Minuman: teh encer, coklat, sirup. f. Sumber protein nabati: kacang-kacangan kering, seperti : kacang kedelai dan hasil olahannya,seperti tahu dan tempe. g. Sayuran: sayuran yang tidak mengandung gas, seperti : bayam, kangkung, buncis, kacang panjang, wortel, tomat, labu siam dan tauge. h. Sumber protein hewani: daging sapi, ayam dengan lemak rendah; ikan, telur, susu rendah lemak dalam jumlah yang telah ditentukan. 2.7 Sumber Makanan yang Tidak Dianjurkan a. Sumber protein hewani: daging sapi dan ayam yang berlemak; gajih, sosis, ham, hati, limpa, babat, otak, kepiting dan kerang-kerangan; keju, dan susu penuh. b. Sumber karbohidrat : makanan yang mengandung gas atau alcohol, seperti : ubi, singkong,tape singkong dan tape ketan. c. Buah-buahan: buah-buahan segar yang mengandung alcohol atau gas, seperti : durian dan nangka matang d. Sumber protein nabati: kacang-kacangan kering yang mengandung lemak cukup tinggi sepertikacang tanah, kacang mete, dan kacang bogor. e. Sayuran: semua sayuran yang mengandung gas, seperti : kol, kembang kol,lobak, sawi dan nangka muda. 2.8 Peran Perawat Terhadap Asuhan Keperawatan Diet Jantung 1. Sebagai educator Perawat berperan sebagai edukator, yakni memberikan informasi yang jelas pada pasien dan keluarga pasien pada saat perawatan lanjutan setelah dirumah yaitu tentang pemberian diet yang meliputi: a. Pemberan cairan: dibatasi, bila ada edema paru keseimbangan cairan harus negatif, cairan yang masuk (infus & minuman/makanan) lebih sedikit dari pada cairan yang keluar (urine & iwl). b. Anjurkan pemberian bentuk makanan diberikan secara bertahap sesuai kemampuan dapat dimulai dari lunak bubur, tim dan nasi. c. Anjurkan klien untuk latihan fisik dengan ringan selama 10-15 menit. 2. Sebagai care giver Selama tindakan keperawatan dilakukan, perawat melakukan tindakan meliputi: a. Melakukan penurunan kerja jantung klien dengan menganjurkan klien melakukan tirah baring. b. Pemenuhan oksigen akan mengurangi demand miokard dan membantu memenuhi kebutuhan oksigen tubuh dan pemberian terapi nitrat dan vasodilator koroner yang menyebabkan vasodilatasi perifer dan penurunan konsumsi oksigen miokard. c. Mengendalikan gagal jantung dengan memperbaiki fungsi pompa jantung, mengurangi beban jantung dengan pemberian diet rendah garam, diuretik dan vasodilator. 3. Sebagai kolaborator Sebagi perawat berperan sebagi kolaborator yang nantinya berkolaborasi dengan dokter, ahli gizi, dan apoteker serta radiolog meliputi dengan: a. Pemberian vitamin, mineral & elektrolit. ­ Natrium dibatasi: 1500 – 2000 mg/hari ­ Kalium: 2000 – 6000 mg/hari ­ Magnesium: 300 – 350 mg/hari b. Pemberian asupan protein cukup : 1 g/kgbb/hari. c. Pemberian obat-obatan sesuai dengan program, seperti morfin diberikan untuk menurunkan faktor preload dan afterload ; Furosemide untuk mengurangi oedema/diuresis ; Aminofilin untuk merangsang miokardium ; obat Inotropik (Digitalis glikosida, Dopamin HCL, Phosphodiesterase inhibitor) meningkatkan kontraktilitas miokardium ; ACE inhibitor menurunkan afterload dan meningkatkan kapasitas fisik ; Nitrogliserin untuk menurunkan hipertensi vena paru. d. Membatasi asupan cairan dan garam natrium e. Bila perlu monitoring menggunakan Central Venous Pressure atau juga dengan Swan Ganz Chateter 4. Sebagai Advokat Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain khusunya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menntukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi jika ada kelalaian. BAB. 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan Diet jantung merupakan sebuah prosedur yang dijalani oleh penderita penyakit jantung yang ingin mempercepat perbaikan sistem kardiovaskuler sehingga dengan adanya diet jantung diharapkan dapat memperbaiki kondisi klien tanpa bergantung secara penuh terhadap obat-obatan. Diet jantung terdiri dari diet disipidemia tahap I dan diet disipidemia tahap II. Jenis diet jantung dibagi menjadi empat, meliputi diet jantung 1, diet jantung 2, diet jantung 3, dan diet jantung 4. Setiap jenis diet jantung dikhususkan untuk penyakit jantung tertentu, misalanya pada jenis diet jantung 1 dikhususkan untuk penyakit infark miokard atau gagal jantung kongestif. 3.1 Saran Sebagai tenaga kesehatan, perawat adalah salah satu pemegang peranan penting dalam pengaturan asupan nutrisi bagi penderita penyakit jantung dengan berkolaborasi dengan ahli gizi. Perawat dengan perannya dapat mengurangi akibat terjadinya penyakit jantung. Oleh karena itu sebagai perawat profesional harus mengerti tentang segala gangguan kardiovaskuler dan asupan nutrisi yang berhubungan dengan penyakit jantung baik yang di anjurkan ataupun yang harus dihindari. DAFTAR PUSTAKA Aaronson&Ward .2010 . At a Glance Sistem Kardiovaskuler Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga Baradero,dkk. 2008. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Kardiovaskular. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Baugman, Diane C. dan Hackley, JoAnn C. 2000. Keperawatan Medikal Bedah: Buku Saku dari Brunner dan Suddarth. Alih bahasa oleh Yasmin Asih. Jakarta: EGC. Dianne & Joane. 2000. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC Sylvia & Lorraine. 2005. Patofisiologi. Jakarta: EGC

1 komentar:

  1. terimakasih banyak, sangat menarik sekali..

    http://obathernia.infosehatalami.com/

    BalasHapus